Sabtu, 15 November 2008

MENGATASI REMAJA BACKSTREET

ponspatarABG tau anak baru gede backstreet????? Masalahnya bukan terletak bagaimana Orang tua sebaiknya bersikap. Bagaimana Orang tua berkomunikasai secara produktif dengan sang buah hati.
Ketika masih kecil anak menangis, mengadu, dan bercerita apa saja yang mereka alami. Semua pengalaman yang membuatnya sedih atau gembira segera disampaikan kepada orang tua. Namun ketika anak meningkat dewasa, anak bungkam diam seribu bahasa. Bahkan anak sembunyi-sembunyi untuk sesuatu yang sangat penting: JATUH CINTA. Mengapa?????
Hubungan diam-diam atau kencan rahasia umumnya dilakukan anak karena dua hal. Pertama tatanilai yang orang tua miliki dan ingin orang tua tanamkan, bahwa anak seusianya belum boleh pacaran, membuat anak merasa khawatir apabila hubungan dekat dengan teman-temannya dilakukan secara terang-terangan. Sementara normal-normal saja, seorang remaja swulit mendustakan perasaannya untuk menyenangi seseorang yang kemudian akan dijadikan "TEMAN KHUSUS" atau "PACAR".
Kedua anak sudah berprasangka, menjajaki atau bahkan tahu persis bahwa hubungan dengan si Dia hanya akan membuat marah orang tuanya. Idealisme atau harapan orang tua sering terlalu tinggi-Setidaknya tidak sama dengan keinginan anaknya-meski dengan alasan: semua toh untuk kebahagiaan anak. Padahal dengan berbagai alasan misalnya: menganggap anak masih terlalu kecil. Sebelumnya tak pernah ada komunikasi mengenai tipe pacar atau suami ideal.
Andai ada seorang anak berkata: "Beruntung sekali saya memiliki orang tua yang terbuka. Sejak kecil kami telah banyak bicara tentang kriteria pacar dan suami ideal. Saya jadi tahu apa dan bagaimana pasangan yang baik. Saya percaya pada ayah dan ibu. Ketika saya mulai jatuh cinta, tanpa saya sadari kriteria-kriteria itu masuk dalam pertimbangan saya."
Namun sayangnya, banyak orang tua belajar dari bagaimana orang tua mereka memperlakukan dirinya, bukan dari bagaimana dia ingin diperlakukan orang tuanya waktu remaja. Semakin ketat orang tua melarang, semakin kuat dorongan untuk melakukan saebaliknya. Karena anak cenderung menganggap, ortu-nya mengingkari perasaan dan kehendaknya karana ego sebagai orang tua semata. Itulah sebabnya mungkin masalah REMAJA dan BACKSTREET semakin intens dari generasi ke generasi.
LALU APA?
Anak mula-mula merasa canggungketika ayahnya, suatu waktu menanyakan umur berapa akan menikah, belakangan anak merasa pertanyaan itu mengandung banyak makna. Misalnya: apabila ingin sekolah sampai selesai dan meraih sesuatu maka dia harus sungguh-sungguh belajar dan mengurangi kecenderungan berhubungan serius dengan seorang terlalu dini. Anak tak mendengar kata-kata orang tuanya berkata:''Kamu tidak/belum boleh pacaran!"
Apapun pendekatan kepada anak hanya akan berhasil apabila orang tua benar-benar bermaksud membangun komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Karena dengan mendengarkan perasaan, kebutuhan, dan keinginan anak, orang tua akan berhasil memenangkan hati anaknya. Orang tua tak boleh terlalu terjebak dengan terlalu boros memberi nasihat. Anak-anak ingin orang tua menerima secara utuh - lengkap ndengan perasaan-perasaan yang anak miliki.
Ada sebuah ungkapan : manusia diberi dua buah telinga dan satu mulut berarti, orang tua hendaknya lebih banyak mendengar daripada berbicara. "Bagaimana membangun komunikasi?'' Setidaknya ada beberapa cara:
A. MENERIMA PERASAANNYA
Penting saekali untuk tidak menghukum atau memarahi. Bukalah dialog untuk menunjukkan bahwa orang tua dapat menerima perasaannya. Tanyakan mengapa harus ada yang disembunyikan. Padahal orang tua yang pernah mengalami apa yang anaknya alami dapat memahami situasi.
B. BERBAGI KEKHAWATIRAN
Ungkapkan bahwa orang tua teramat sangat menyayanginya dan begitu khawatir bila anak terjerumus pada situasi yang sulit. Terganggu sekolah atau mempengaruhi masa depannya. Harus jelas benar bahwa dasarnya bukan karena tidak percaya pada tindakan atau pilihan anak. Tapi ada semacam keraguan atau kekhawatiran anak berhubungan dengan seseorang yang kurang bertanggung jawab.
C. JANGAN MENCELA
Memberikan penilaian negatif tentang teman khusus anak hanya akan memperlebar jarak psikologis yang akan mempengaruhi hubungan orang tua selanjutnya. Semakin dicela anak akan semakin menggebu-gebu membela dan melebih-lebihkan temannya. Dan menganggap orang tua tahu apa? lebih baik menanyakan apa kelebihan temanya tersebut dan membiarkan tahu sendiri apa kelemahan-kelemahannya.
D. JANGAN TAKUT DINILAI
Katakan apabila memang sudah siap serta busia emosionalnya cukup matang untuk berhubungan serius, mengapa harus sembunyi-sembunyi atau ntakut dengan gunjingan orang? Asal semuanya dilakukan secara wajar, normal sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
E. MEMBANGUN HARGA DIRI
Biasakan dan berikan kesempatan, dorongan dan bantuan, anak memecahkan persoalannya sendiri agar anak tumbuh menjadi remaja yang percaya diri dengan konsep diri yang kuat. Dengan demikian anak tidak akan mudah jatuh hanya karena sedikit perhatian yang diterimanya dari luar rumah.
THE END



Tidak ada komentar: